RADIO NW

Cukuran Masal Pelajar NW

Cukuran Masal Pelajar NW Oleh Ummuna PBNW (Hj. Sitti Raihanun Zainuddin AM), Zainuddin Ke-2 (Raden TGB KH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Lc., LMdI.) , dan Mudir Madrasah Ash-Shaulatiyah (Syaikh Majid Sa'Mas'ud Salaim Rahmatullah).

Logo NW dan Logo IPNW

Pelajar NW harus mengetahui Logo Nahdlatul Wathan dan Logo Ikatan Pelajar Nahdlatul Wathan.

Para Guru Pelajar NW Sangat Akrab

Mudir Madrasah Ash-Shaulatiyah Makkah Al-Mukarromah, Syaikh Majid Said Mas'ud Salaim Rahmatullah sedang bercengkerama dengan Raden TGB KH. Lalu Gede Muhammad Zainuddin Atsani, Lc., MPdI..

Anggota IPNW Sedang Dibaiat Oleh Ketua Umum PBNW

Pembaiatan adalah Sebuah Teradisi Baik Para Wali yang dilestarikan di dalam organisasi Nahdlatul Wathan dalam setiap Acara Sakral yang diselenggarakan.

Pendiri IPNW Bersama Guru Besar Beliau

Foto Pendiri NW dan IPNW yaitu TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid bersama Guru Besar Beliau Syaikh Hassan Muhammad Al-Masysyat dan Syaikh Amin Al-Kutbi.

Sabtu, 07 Mei 2016

FILOSOFIS ILMU NAHWU



FILOSOFIS ILMU NAHWU

Dalam kitab “Al Kawakib Al Durriyah” diceritakan, Syeikh Imam Al-Sonhaji, pengarang sebuah kitab nahwu, tatkala telah rampung menulis sebuah buku tentang kaidah nahwu yang ditulisnya dengan menggunakan sebuah tinta, beliau mempunyai azam untuk meletakkan karyanya tersebut di dalam air. Dengan segala sifat kewara’annya dan ketawakkalannya yang tinggi, beliau berkata dalam dirinya: “Ya Allah jika saja karyaku ini akan bermanfaat, maka jadikanlah tinta yang aku pakai untuk menulis ini tidak luntur di dalam air”. Ajaib, ternyata tinta yang tertulis pada lembaran kertas tersebut tidak luntur. Dalam riwayat lain disebutkan, ketika beliau merampungkan karya tulisnya tersebut, beliau berazam akan menenggelamkan tulisannya tersebut dalam air mengalir, dan jika kitab itu terbawa arus air berarti karya itu kurang bermanfaat. Namun bila ia tahan terhadap arus air, maka berarti ia akan tetap bertahan dikaji orang dan bermanfaat. Sambil meletakkan kitab itu pada air mengalir, beliau berkata : “Juruu Miyaah, juruu miyaah” (mengalirlah wahai air!). Anehnya, setelah kitab itu diletakkan pada air mengalir, kitab yang baru ditulis itu tetap pada tempatnya.
Itulah kitab matan “Al-Jurumiyah” karya Imam Al Sonhaji yang masih dipelajari hingga kini. Sebuah kitab kecil dan ringkas namun padat yang berisi kaidah-kaidah ilmu nahwu dan menjadi kitab rujukan para pelajar pemula dalam mendalami ilmu nahwu (kaidah bahasa Arab) di berbagai dunia. Selain ringkas, kitab mungil ini juga mudah dihafal oleh para pelajar.